Thursday, February 6, 2014

Korea in my mind

Banyak yang bilang saya itu terobsesi dengan Korea, karena tiada hari tanpa menyebutkan Korea. Terobsesi? tidak juga, kata yang tepat adalah jatuh cinta pada Korea. 


Source: www.visitkorea.or.kr



Apa yang saya suka dari Korea? Apakah karena hallyu / Korean wave? Awalnya memang, tapi saat ini saya yakin beberapa alasan berikutlah yang menyebabkan saya menyukainya. Hallyu hanya sebagai pemicu pertama saja.

  1. Budaya
Menurut saya tidak ada negara yang memiliki strategi marketing sedahsyat Korea Selatan dalam memperkenalkan budayanya. Tak tanggung-tanggung mereka punya tourism organization yang tersebar di berbagai belahan dunia, di luar kedutaan besar mereka sendiri. Bukan cuma tourism organization, mereka juga mendirikan cultural centre di negara lain. Dari dunia maya, mereka punya banyak sekali website yang user friendly untuk memudahkan para pelancong untuk menggali informasi tentang Korea, sebut saja www.visitkorea.or.kr yang dikelola oleh Korea Tourism Organization,www.visitseoul.net , www.seoul.go.kr , www.ibuzzkorea.com dan masih banyak lagi website-website dari masing-masing region yang khusus dibuat untuk memperkenalkan pariwisata yang ada di region mereka. Bukan cuma website, mereka juga sangat aktif dalam SNS, mereka bahkan rajin menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para netizen dengan sabar, padahal pertanyaan yang diajukan sebagian besar telah tersedia jawabannya di website resmi pariwisata mereka visitkorea.or.kr. Salah satu strategi marketing yang paling saya kagumi adalah program Global Seoul-Mate yang mereka cetuskan di tahun 2012. Program ini adalah program perekrutan para WNA untuk membantu mempromosikan Seoul lewat berbagai misi yang diberikan dalam periode tertentu. Menurut saya, program ini adalah ide cemerlang dan patut dicontoh. Mereka juga sering mengadakan kuis di website-website mereka berhadiah souvenir sampai paket wisata ke Korea.


Gift dari KTO / Seoul gov yg pernah saya dapat - hadiah dari quiz di website mereka





Kekaguman saya lainnya adalah pada cara mereka menjaga kelestarian budaya mereka. Walau saat ini mereka adalah negara maju yang dikelilingi oleh teknologi canggih, anak-anak muda mereka masih mengenal tradisi lama dengan baik. Contoh kecil: mereka masih menggunakan hanbok pada setiap event penting dalam hidup mereka, kelahiran, pernikahan, Seollal, kematian. Tradisi yang masih dipertahankan lainnya adalah tradisi untuk memakan makanan tertentu pada hari raya tertentu masih dijalankan sampai saat ini . Tidak heran jika mereka telah berhasil mendaftarkan beberapa budaya mereka sebagai intangible asset di UNESCO. 

Royal court Hanbok, display di Palace museum

Apa yang saya suka dari budaya Korea? Yang pertama budaya untuk menghormati orang yang lebih tua yang diwujudkan dalam system bahasa mereka dan body language. Sistem bahasa mereka mengenal bahasa honorific, formal, dan informal. Sistem ini berlaku baku sampai saat ini. Hampir tidak ada anak muda di Korea yang tidak mentaati aturan ini, karena akan dianggap sangat tidak sopan apabila kita berbicara dengan orang yang lebih tua tanpa honorifik dan berbicara dalam situasi formal tanpa menggunakan bahasa formal. Contoh mudah untuk hal ini adalah dalam percakapan sehari-hari mereka, ketika mereka berbicara dengan orang yang lebih tua mereka selalu menambahkan –yo di akhir kata. Saya pribadi pernah ditegur karena mengucapkan araso (artinya : mengerti) pada seorang pria paruh baya (ajuhssi). Beruntung saya bukan orang Korea, karena kalau tidak pihak lawan bicara biasanya akan sangat tidak senang dengan perlakuan tersebut. Ahjussi tersebut memberitahu kalau saya harus menambahkan yo dibelakang kata araso, jadi seharusnya araso-yo. Contoh lainnya adalah ketika orang Korea diperkenalkan dengan orang yang lebih tua, biasanya mereka akan membungkukan badan, dan ketika memberikan barang / bersalaman dengan orang yang lebih tua / orang yang dihormati mereka akan meletakkan tangan kiri mereka dibawah lengan kanan mereka sebagai bentuk honorifik. Sungguh sangat mengagumkan ! Yang kedua, pakaian tradisional mereka, hanbok. Hanbok ini desainnya sederhana, sopan karena tidak menunjukkan lekuk tubuh dan aman digunakan baik bagi orang yang kurus atau gemuk sekalipun ^^. Warnanya selalu full colour. Cara pemakaiannya juga tidak seribet Cheongsam / Kimono / kebaya. 


more info about : 

  1. Teknologi
    Kalau soal teknologi saya yakin kalau hanya 1 dari 1000 orang yang tidak dapat menyebutkan 1 nama brand elektronik dari negara ginseng ini. Saat pertama kali saya menginjakan kaki di Korea Selatan saya dibuat kagum dengan kecanggihan teknologi yang mereka punya, yang selama ini saya kira cuma ada di film doang, tidak ada dalam dunia nyata. Hampir semua infrastruktur di negara ini didukung dengan teknologi super canggih. Salah satu yang paling membuat saya kagum adalah GPS yang terpasang hampir di seluruh kendaraan mereka, dari mobil mewah sampai mobil pengantar barang. Ya mungkin saya berpikir itu adalah sesuatu yang wah karena GPS di mobil masih langka di Indonesia, kalaupun ada sinyal yang ada juga tidaklah sekuat dan sestabil di luar sana. Contoh lainnya adalah teknologi mutakhir yang ada di barang elektronik produksi Korea seperti LCD TV yang tidak perlu lagi menggunakan remote, karena sudah ada sensor gerak, smartphone yang benar-benar smart karena dapat digunakan sebagai universal remote control, dan berbagai kecanggihan lainnya. Memang teknologi ini bukan hanya dimiliki Korea, tapi beberapa diantaranya, tidak dapat dipungkiri memang dipelopori oleh mereka. Tak heran jika perusahaan terbesar di Korea, Samsung berada diposisi 3 besar produsen smartphone terbesar di dunia. 

  2. Pesona Alam

    Hyangwonjeong Pavilion
    Kalau membahas soal keindahan alam negara kita memang patut dipertimbangkan, dan sebenarnya Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Tapi sangat disayangkan karena kekayaan alam yang ada tidak dikelola dengan benar dan bertanggung jawab. Korea Selatan sadar sekali mengenai pentingnya pengelolaan kekayaan alam ini, pemerintah dan penduduknya saling bekerja sama untuk melestarikan alam mereka. Coba saja kita lihat Pulau Nami yang merupakan salah satu lokasi wisata terfavorit di sana, pepohonan yang ada, jalan setapak sampai sarana dan prasarana yang ada semua dirawat dengan baik, bahkan mereka dapat menampilkan tema yang berbeda setiap musimnya. Tidak heran kalau pulau ini terlihat menakjubkan pemandangannya di berbagai musim. Mereka tidak sembarangan menebang pohon yang ada, tidak sembarangan melakukan pembakaran, seluruh alamnya masih terjaga dengan baik. Bahkan pemandangan di pegunungan saja masih sangat indah, padahal mereka memiliki 4 musim yang berarti perlu perawatan ekstra untuk mempertahankan keindahan alamnya. Yang mengagumkan bagi saya adalah ketika saya mengunjungi Korea di musim dingin, pepohonan dan tanaman di sepanjang jalan raya mereka ditutup dengan jerami satu per satu dengan rapi supaya dapat bertahan di musim dingin, dan dapat kembali segar serta berbunga di musim semi. Dibutuhkan perencanaan yang luar biasa untuk hal ini, karena jumlah pohon dan tanaman yang ada di sepanjang jalan raya Seoul saja sudah sangat banyak, belum lagi di region lainnya. Saya sendiri sempat dibuat penasaran dengan pot-pot bertutup jerami tersebut dan pohon-pohon yang batangnya dibalut dengan jerami. Berkat perawatan tersebutlah setiap tahunnya mereka dapat mengadakan festival bunga seperti cherry blossom festival di berbagai region. Salah satu festival yang ingin saya kunjungi di Korea adalah festival cherry blossom di Yeouido. Keindahan alam Korea yang selalu saya rindukan adalah pemandangan di pulau Nami dan Hyangwonjeong Pavilliun di Gyeongbokgung.


    More info about:

  3. Penduduk yang ramah
    Menurut saya penduduk Korea itu ramah-ramah dan sangat helpful. Mereka tidak akan segan-segan untuk menyapa kita terlebih dahulu, walau sekedar mengucapkan salam seperti 'annyeonghaseo' atau 'hi' , apalagi kalau kita terlihat kebingungan di tengah jalan, dari pengalaman saya selalu saja ada penduduk lokal yang menawarkan bantuan. Saya pernah kebingungan mencari alamat sebuah cafe di Gangnam, dan tiba-tiba saja ada seorang ahjussi yang menyapa dalam bahasa Inggris dan bertanya apa kalian membutuhkan bantuan.Akhirnya berkat ahjussi inilah saya berhasil menemukan cafe tersebut. Ahjussi tersebut sebenarnya tidak tau juga letak cafe yang saya cari, tetapi dia mengantarkan kami ke kantor polisi terdekat dan membantu menanyakan hal tersebut ke petugas, akhirnya petugas itulah yang menjelaskan cara menuju lokasi cafe berbekal peta di tempat mereka. Pertolongan lainnya yang saya dapatkan adalah ketika saya kebingungan mencari bus yang melewati suatu theme park karena petunjuk rute bus menggunakan hangeul semua dan no bus yang saya peroleh via website ternyata salah. Seorang Ahjumma (wanita paruh baya) yang sejak awal terus memperhatikan saya dan teman-teman yang kebingungan akhirnya mendatangi kami dan menanyakan apa yang kami cari (tebakan saya arti kalimat dia itu) walau dia tidak mengerti bahasa Inggris. Berbekal nama lokasi dalam huruf hangeul, akhirnya ahjumma itu membantu kami menanyakan tentang nomor bus yang benar pada setiap supir bus yang busnya berhenti di halte itu. Hal begini hampir tidak pernah saya alami di negara lain, bahkan di negara kita sendiri. Kebanyakan orang memilih cuek, pura-pura tidak tau ketimbang repot. Mana ada yang mau sampai bela-belain mengantar ke kantor polisi hanya untuk menanyakan jalan. 
    Ini hasil candid camera saat kami ditolong oleh ahjussi di Gangnam
    (thanks to Mbak Lala for the photo)

  4. Kuliner
    Source:  www.visitkorea.or.kr

    Nah kalau yang ini tiada duanya dah, saya sangat suka hansik (masakan Korea), dan hanya masakan Korea lah yang dapat membuat saya makan sayur dengan porsi besar tanpa bertanya apa nama sayur tersebut. Kenapa begitu ? Karena rasanya yang enak, saya sampai lupa kalau saya tidak suka sama sayur tersebut. Contoh yang paling ekstrem adalah tauge. Di Indonesia, saya paling benci makan tauge karena rasanya yang identik dengan daun mentah dan aneh menurut saya, di Korea tauge adalah favorit saya, saya bisa makan semangkuk penuh tauge yang disajikan sebagai banchan (makanan pendamping) tanpa sewot. Saya juga tidak takut pedas dan asam kalau makan makanan Korea seperti masakan yang menggunakan gokcujang (saos pedas khas Korea yang berwarna merah yang terbuat dari cabe merah, beras ketan, kacang kedelai yang telah difermentasi, dan garam) dan kimchi. Apalagi setelah saya tau kalau masakan Korea itu banyak manfaatnya, beberapa diantaranya bahkan berguna untuk meningkatkan stamina dan menyembuhkan penyakit. Yang menyenangkan lagi dari masakan Korea adalah banchan.

    banchan - versi rumah makan kecil di Korea
    Banchan ini adalah makanan pendamping yang selalu disajikan di awal sebagai makanan pembuka pada saat kita makan di rumah makan di Korea, bahkan depot kecil pun juga menyajikan banchan. Banchan jumlahnya biasanya sekitar 6-8 macam, bahkan bisa lebih tergantung restorannya dan gratis. Ya gratis, tidak dipungut biaya, jadi apa yang kita bayar untuk menu utama sudah termasuk banchan tersebut. Di beberapa tempat bahkan memberikan free refill juga untuk banchan yang sudah kita habiskan. Sudah gratis, banyak, sehat,enak pula, siapa coba yang bisa menolak, wkwk... Jadi, kalau makan masakan Korea dijamin kenyang, bahkan overload karena porsinya kalau di negara asalnya sana cukup besar dan masih ditambah lagi bonus banchan yang sayang banget kalau tidak dimakan. 
    Berbagai kreasi bibimbap
    (2 diantaranya kreasi rumah makan di Korea, 2 lagi dari resto Korea di Indonesia)




    Hansik favorit saya adalah bibimbap (nasi campur ala Korea, biasa disajikan dengan telor mentah di atasnya), gimbap dan tteokbokki. Kalau ditanya makanan pedas apa yang tetap saya suka, walau habis makan dijamin bibir jeber karena kepedasan, saya akan menjawab dengan mantab tteokbokki diurutan pertama dan nasi campur Bali diurutan kedua ^^. 
    Penampakan tauge / kecambah di Korea, gede-gede dan tidak berasa sayur ^^

    more info about:
    Hansik : 



2 comments:

  1. I love koreaaa.... Family outing dan runningmanx.... Waaaaa harus nabung brapa ya klo ke korea???-rizkamuda-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, thanks udah singgah di blog ini ya. buat gambaran berapa biaya buat ke Korea bisa dari buku Mbak Claudia Kaunang *kurskan ke IDR dengan rate won sekarang ya :D

      Delete